Sebelumnya, Dewan Kepausan untuk Kebudayaan Vatikan telah meluncurkan kampanye melalui media sosial seperti Facebook, Twitter dan Website. Bukan untuk politik melainkan untuk perdamaian di negara-negara yang sedang dilanda kerusuhan dan peperangan. Kampanye ini turut diramaikan dengan hashtag #PAUSEforPeace. Ajakan ini dalam tindak nyatanya merupakan tindakan untuk sejenak mengheningkan cipta di Laga Final Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil.
Dewan Kepausan akan menyampaikan kepada para penyelenggara Piala Dunia, untuk memutuskan mengambil waktu sejenak sebagai bentuk menyerukan perdamaian. Dalam peluncuran kampanye ini, Msgr Melchor Sanchez de Toca y Alameda menyampaikan, "Olahraga lahir sekitar hari raya keagamaan. Acara olahraga membuat orang berdamai karena perang berhenti, termasuk gencatan senjata selama olimpiade. Mengapa tidak dilakukan dalam Piala Dunia? Mengapa tidak sejenak mengheningkan cipta, gencatan senjata untuk perdamaian?"
Wakil Dewan Kepausan ini mengatakan bahwa hal ini mengacu pada tradisi Yunani kuno, "ekecheiria" atau "gencatan senjata", yang pada masa lalu bertujuan untuk memungkinkan warga melaksanakan perjalanan yang aman selama olimpiade. Hal ini berlaku bagi atlet, seniman dan keluarga mereka dan peziarah biasa yang berpartisipasi dalam pertandingan hingga kembali ke negara masing-masing.
Anggota Dewan Richard Rouse menyampaikan bahwa kampanye ini mengandung seruan perdamaian. Seruan ini sederhana, hanya satu kalimat sederhana - kita hidup di zaman kesederhanaan, kita tidak perlu membesar-besarkan, pidato-pidato panjang tidak berguna. Kita hanya ingin damai," tegasnya.
Alasan memilih moment Final Piala Dunia, karena dunia akan menyaksikan pertandingan tersebut. "Kami berpikir itu adalah kesempatan yang baik untuk meluangkan waktu sejenak, 30 detik, satu menit, untuk mengenang semua mereka yang menderita dalam perang di sekitar kita," ungkap Rouse. Hening cipta bisa dilakukan di awal, pertengahan, atau kapanpun selama pertandingan.
Baca Juga: